Kisah Tsabit bin Ibrahim  

Posted by Rudiny in


Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba² dia melihat Sebuah apel jatuh keluar pagar sebuah kebun buah²an. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah membuat air liur Tsabit terbit, apalagi di hari yang panas dan tengah kehausan. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang lezat itu. akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya. Maka ia segera pergi kedalam kebun buah²an itu hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah yang telah dimakannya.

Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja dia berkata... "Aku sudah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya...!!!"

Orang itu menjawab... "Aku bukan pemilik kebun ini. Aku Khadamnya yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya...!!!"

Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi... "Dimana rumah pemiliknya...??? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini...!!!"

Pengurus kebun itu memberitahukan... "Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalan sehari semalam...!!!"

Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orang tua itu...
"Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah Rasulullah Saw sudah memperingatkan kita lewat sabdanya...

"Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka...!!!"

Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba di sana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata...

"Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu maukah tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu...???"

Lelaki tua yang ada dihadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba²...

"Tidak... aku tidak bisa menghalalkannya kecuali dengan satu syarat...!!!"

Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya. Maka segera ia bertanya...

"Apa syarat itu tuan...???"

Orang itu menjawab...
"Engkau harus mengawini putriku...!!!"

Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata...

"Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang keluar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu...???"

Tetapi pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit.
Ia malah menambahkan, katanya...

"Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan² putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang yang lumpuh...!!!"

Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam hatinya, apakah perempuan seperti itu patut dia persunting sebagai istri gara² setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya...???

Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi... "Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau makan...!!!"

Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap... "Aku akan menerima pinangannya dan perkawinanya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban² dan hak²ku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah²an aku dapat meningkatkan kebaikan²ku di sisi Allah Taala...!!!"

Maka pernikahan pun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam...

"Assalamu alaikum...!!!"
Tak dinyana sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi jadi istrinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu, dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya. Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini.

"Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada dihadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula...!!!" Kata Tsabit dalam hatinya.

Tsabit berpikir, mengapa ayahnya menyampaikan berita² yang bertentangan dengan yang sebenarnya...??? Setelah Tsabit duduk di samping istrinya, dia bertanya...
"Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa...???"

Wanita itu kemudian berkata...
"Ayahku benar, karena aku tidak pernah melihat apa² yang diharamkan Allah...!!!"

Tsabit bertanya lagi...
"Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa...???"

Wanita itu menjawab...
"Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan...???" Tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata...

"Aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya menggunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta'ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat² yang bisa menimbulkan kegusaran Allah Ta'ala...!!!

Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan wanita yang memelihara dirinya Dengan bangga ia berkata tentang istrinya...
"Ketika kulihat wajahnya... Subhanalla, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap...!!!"

Tsabit dan istrinya yang salihah dan cantik itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke seluruh penjuru dunia.

itulah AL IMAM ABU HANIFAH AN NU'MAN bin Tsabit...

This entry was posted on Minggu, Januari 27, 2013 at Minggu, Januari 27, 2013 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

11 komentar

Masya Allah...
pertemuannya indah skali ^^

Kunjungan perdana,
salam kenal :D

izin follow,
bila berkenan follback ya ^^

4 Desember 2013 pukul 19.38

artikelnya sungguh sangat menarik :)

17 Januari 2014 pukul 17.31

subhaanallooh, terang saja Imam Abu Hanifah sangat luas akan ilmu hikmahnya. karena beliau keturunan dari yang sangat luar biasa bersih hatinya

27 Desember 2014 pukul 02.05

subhaanallooh, ternyata mereka lah pasangan suami istri dari seorang Imam Abu Hanifah. subhaanalloh alhamdulillah allohu akbar

27 Desember 2014 pukul 02.08

subhaanallooh, ternyata mereka adalah pasangan suami istri dari seorang yang sangat luar biasa akan ilmu hikmah. yaitu imam abu hanifah
subhaanallooh alhamdu lillahi allohu akbar

27 Desember 2014 pukul 02.12

sungguh sangat bermanfaat

4 November 2015 pukul 10.14

thanks untuk informasinya semangat teruss gan

9 November 2015 pukul 11.18

subhanallah

13 November 2015 pukul 15.39

terimakasih untuk informasinya salam sukses moga bermanfaat

14 November 2015 pukul 08.37

nice article..
jadi makin nambah pengetahuan

27 Desember 2015 pukul 15.36

terima kasih infonya

15 Januari 2016 pukul 14.18

Posting Komentar