Tingkatan pertama cinta adalah istihsan (anggapan baik). Pada tingkatan ini seseorang menyukai wajah orang yang menjadi objek cintanya. Dengan demikian, cinta itu pada mulanya bermula dari pandangan mata. Mata seolah - olah berperan sebagai delegasi seseorang yang sedang dilanda cinta, terlebih lagi saat lidah tidak mampu mengekspresikan cinta. Pada level ini interaksi yang terjadi lebih bersifat kesetiakawanan, belum menjadi interaksi cinta.
Tingkat yang kedua adalah takjub. Pada tingkatan ini seseorang selalu ingin berada di samping obyek cintanya dan ingin selalu bercakap - cakap dengannya.
Kemudian tingkatan selanjutnya adalah rindu. Dalam level ini, hati seseorang demikian menggebu - gebu terhadap kekasihnya, sehingga ia akan tersiksa apabila tidak melihat kekasihnya. Semua orang akan ikut merasakan kegelisahannya. Dan kegelisahan tersebut akan terobati tatkala ia melihat kekasihnya.
Lalu tingkatan terakhir adalah tingkatan kasmaran. Pikiran seseorang pada level ini akan selalu dipenuhi oleh cinta.
Seseorang yang sedang kasmaran ada 3 tingkatan :
Tingkatan permulaan, pertengahan dan akhir.
Pada tingkatan permulaan setiap orang harus segera menepisnya semaksimal mungkin apabila upaya untuk menuju tambatan hatinya diperkirakan tidak mungkin secara realita atau tidak diperbolehkan secara syar'i.
Namun, apabila ia tidak mampu menahan kasmaran dan hatinya ingin selalu dekat dengan kekasihnya, maka berarti ia telah masuk ke dalam tingkatan pertengahan.
Sedangkan tingkatan akhir, dalam hal ini ia harus merahasiakan perbuatannya, tidak perlu disebarluaskan kepada manusia. Jika ia tetap menyebarluaskan, maka berarti ia telah melakukan kezaliman terang - terangan.
Sumber : al-Hubbu fil-Jami'ati (Dr. Khalid Jamal)
Tingkat yang kedua adalah takjub. Pada tingkatan ini seseorang selalu ingin berada di samping obyek cintanya dan ingin selalu bercakap - cakap dengannya.
Kemudian tingkatan selanjutnya adalah rindu. Dalam level ini, hati seseorang demikian menggebu - gebu terhadap kekasihnya, sehingga ia akan tersiksa apabila tidak melihat kekasihnya. Semua orang akan ikut merasakan kegelisahannya. Dan kegelisahan tersebut akan terobati tatkala ia melihat kekasihnya.
Lalu tingkatan terakhir adalah tingkatan kasmaran. Pikiran seseorang pada level ini akan selalu dipenuhi oleh cinta.
Seseorang yang sedang kasmaran ada 3 tingkatan :
Tingkatan permulaan, pertengahan dan akhir.
Pada tingkatan permulaan setiap orang harus segera menepisnya semaksimal mungkin apabila upaya untuk menuju tambatan hatinya diperkirakan tidak mungkin secara realita atau tidak diperbolehkan secara syar'i.
Namun, apabila ia tidak mampu menahan kasmaran dan hatinya ingin selalu dekat dengan kekasihnya, maka berarti ia telah masuk ke dalam tingkatan pertengahan.
Sedangkan tingkatan akhir, dalam hal ini ia harus merahasiakan perbuatannya, tidak perlu disebarluaskan kepada manusia. Jika ia tetap menyebarluaskan, maka berarti ia telah melakukan kezaliman terang - terangan.
Sumber : al-Hubbu fil-Jami'ati (Dr. Khalid Jamal)
This entry was posted
on Rabu, September 16, 2009
at Rabu, September 16, 2009
and is filed under
MAHABBAH
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.